Jumat, 03 April 2020

Pekan 5_Reconnect With Qur'an_NAKID

Assalamu'alaikum sobat..

Pekan 5 #Matrikulasinakid kali ini bahas tentang Terhubung kembali dengan Al qur'an (Reconnect with Qur'an)

Source:https://m.youtube.com/watch?v=LK_EG_RHe0E

Bismillahirrahmanirrahim..

Dewasa ini bahkan sedari kecil kita sudah mencoba untuk senantiasa terkoneksi dengan al-qur'an seperti dengan membaca qur'an,  menghafalkannya, membaca dan memahami terjemahannya, dan lain sebagainya.

Hal demikian merupakan beberapa langkah untuk mencoba terkoneksi dengan qur'an namun hanya sebatas di lisan, telinga, otak atau akal saja belum secara mendalam yakni dengan hati.

Kita ambil contoh kisah dari Nabi Ibrahim AS dalam ikhtiarnya. Nabi Ibrahim hidup di masyarakat tanpa hidayah dengan menyembah berhala, keluarganya pun malah pembuat berhala sesembahan mereka, hanya dia lah satu-satunya yang mengimani Allah ta'ala. Begitu banyak masalah yang Allah berikan padanya (Qs. 60:4).

Nama islam saat masa nabi Ibrahim adalah Milati Ibrahim (Agama Ibrahim, warisan Ibrahim).  Inti dari agama ini adalah memanjatkan do'a.  Dengan banyaknya masalah yang nabi Ibrahim hadapi, ia memanjatkan do'a pada Allah (Qs. 26:78) "Dia yang menciptakanku, Dia yang membimbingku". Asumsi orang lain (Qs. 23:115) namun Ibrahim tetap berpikir bahwa Allah tidak hanya menciptakannya, memberi anggota tubuh lengkap, memberi kemampuan yang beraneka ragam tetapi juga Allah memberi petunjuk, cara hidup, bahkan panduan/bimbingan. Hanya dia yang meyakini ini, tak satupun disekitarnya yang beriman.

Allah tidak hanya mencukupi makan dan minum kita yang selalu kita butuhkan, namun ada hal yang lebih penting dan jauh kita butuhkan yakni petunjuk. Petunjuk merupakan kebutuhan paling utama setelah manusia diciptakan. Makan minum tidak dibutuhkan setiap saat, namun petunjuk lebih rutin/sering dibutuhkan dibanding makan minum.

Allah memberikan makan dan minum tidaklah secara instan. Diberikannya melalui beberapa proses hingga makanan dan minuman tersebut dapat manusia nikmati (Qs. 80:24) agar manusia mau berpikir. Berpikir apabila Allah mengambil salah satu nikmat itu, apa yang akan kita lakukan. Apakah sama seperti nabi Ibrahim yang selalu bersyukur dan tawakal pada Allah (Qs. 26:78-79). Itulah agama Ibrahim as.

Mengingat warisan nabi Ibrahim (Qs. 3:95) termasuk pula dalam hal kematian. Manusia hidup dan mati karena Allah yang menginginkan. Kematian bukanlah akhir, itu hanya pemberhentian sementara, masih ada pemberhentian selanjutnya. Itu sangatlah jelas (Qs. 26:81).

Setiap manusia diberi kesempatan oleh Allah untuk mendapat petunjuk dalam kehidupan yang pertama (dunia), namun dikehidupan yang kedua (akhirat) tidak ada petunjuk, kesempatan bahkan tidak semua orang mendapat rejeki untuk kedua kalinya.

Maka dari itu petunjuk merupakan kebutuhan paling penting di dunia. Di akhirat yang dibutuhkan adalah pengampunan (Qs. 26:82). Pengampunan atas diri sendiri, fokus pada diri sendiri. Nafsy, nafsy, nafsy (Qs. 80:34-36; Qs. 22:2). Karena kita cenderung tidak tahu kapan kita melakukan kesalahan bahkan tidak ingin mengingatnya. Maka do'a nabi Ibrahim memohon kekuatan untuk membuat keputusan yang kokoh (Hukm) dan disatukan dengan orang yang mendukungnya (tahu baik buruknya) (Qs. 26: 83-84) agar bisa reflect pada dirinya sendiri.

Atas do'a nabi Ibrahim (Qs. 2:128-129; Qs. 57:27), Allah memgabulkan ribuan tahun setelahnya dengan mengutus Rasulullah SAW. Allah still has recording at the do'a. Allah menjawab do'a-do'a nabi Ibrahim (Qs. 26:84-88). Nabi Ibrahim memiliki hari yang suci/bersih (selamat, baik, sehat) (Qs. 26:89; Qs. 37:84). Ini sebagai contoh bagi manusia untuk dapat selalu terkoneksi dengan Allah yakni dengan memiliki hati yang baik maka segalanya akan ikut baik.

Allah sudah memberi peringatan untuk kita atas karunia yang Allah telah berikan (Qs. 50:37). Dengan adanya al-qur'an bertujuan membuat hati kita menjadi suci (qolbun salim). Membuat diri kita selamat. Al-qur'an tidak hanya terkoneksi dengan mata, telinga, dan otak namun lebih penting terkoneksi dengan hati kita.

Reconnect with qur'an adalah membuka hati kita untuk senantiasa terhubung dengan qur'an.  Memaknainya dengan sepenuh hati, selalu membekas dan membuat diri kita selalu menjadi lebih baik. Barokallahu fikum.

Wassalamu'alaikum.
Cmiiw

Tidak ada komentar:

Posting Komentar